Palembang, GemaBerita – Inovasi pendidikan berbasis digital menjadi napas di Sekolah Al Azhar Cairo Palembang. Sejak 2015, sekolah ini memperkenalkan penggunaan tablet sebagai alat utama pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran, termasuk seni budaya.
Beragam aplikasi menggambar, teknik animasi dasar, hingga pemrograman sederhana diajarkan kepada siswa. Pendampingan intensif pun diberikan untuk menggali potensi dan mengembangkan keterampilan digital generasi muda.
“Pembelajaran animasi digital berdampak positif bagi anak-anak. Mereka lebih berani mengeksplorasi aplikasi, menggambar, dan berimajinasi,” kata Guru Seni Budaya Al Azhar Cairo Palembang, Rahmat Prayuda, Sabtu (26/4/2025).
Pria yang akrab disapa Prada tersebut mengisahkan awal peralihannya dari metode seni budaya konvensional ke pendekatan digital. Meski tanpa latar belakang formal di bidang digital, ia belajar secara autodidak hingga memperoleh dua lisensi resmi demi membimbing siswa di dunia baru ini.
“Saya belajar lebih dari setahun untuk menguasai aplikasi menggambar dan animasi. Dari karya sederhana, saya mengembangkan metode pembelajaran yang mendorong siswa berkreasi lebih luas,” ujarnya.
Tak hanya dalam kelas, inovasi ini berlanjut ke kegiatan ekstrakurikuler animasi. Siswa diajak menyalurkan imajinasi mereka ke dalam bentuk video pendek, poster, komik, hingga klip animasi sederhana.
Menurut Prada, tantangan terbesar dalam pembelajaran ini adalah menanamkan dasar keterampilan teknis sembari membangun imajinasi siswa.
“Untuk tahap awal, fokus kami pada penguasaan aplikasi dan teknik menggambar. Sedangkan di tahap lanjut, imajinasi menjadi kunci utama dalam menghasilkan karya animasi yang berkualitas,” jelasnya.
Antusiasme siswa pun tinggi. Mereka menunjukkan semangat besar saat memahami proses produksi video dan animasi digital.
“Dengan modal imajinasi, siswa lebih mudah membuat gambar bergerak dan mengembangkan cerita mereka sendiri,” tambah Prada.
Dalam praktiknya, siswa diminta membuat klip animasi berdurasi satu hingga dua menit. Setiap klip merupakan hasil penggabungan beberapa adegan gambar yang dirangkai menjadi sebuah cerita sederhana.
“Proses pembuatan klip animasi manual ini memang memakan waktu dan membutuhkan ketelitian. Tapi di situlah nilai pembelajarannya: kesabaran, kerja keras, dan kerja sama tim,” tutur Prada.
Ia menekankan bahwa di dunia nyata, pembuatan animasi utuh tidak dikerjakan sendirian. Butuh banyak animator yang berkolaborasi dalam satu produksi. Karena itu, pembelajaran animasi di Al Azhar Cairo Palembang tidak hanya mengasah kreativitas, tetapi juga membentuk karakter kolaboratif siswa.
“Selama kegiatan ini positif, pihak sekolah selalu memberikan dukungan penuh. Ini yang membuat program ini terus berkembang,” tutup Prada.
Dengan pendekatan inovatif tersebut, Al Azhar Cairo Palembang berharap bisa melahirkan generasi baru yang kreatif, adaptif, dan siap menghadapi tantangan dunia digital masa depan.
Komentar