GemaBerita – Apple kembali berada dalam sorotan para investor setelah perkiraan penjualan iPhone untuk kuartal kedua (Q2) 2025 menunjukkan tren negatif.
Meski sempat mendapat dorongan dengan peluncuran iPhone 16e yang lebih terjangkau, angka penjualan global masih belum cukup kuat untuk mengatasi tekanan besar dari tarif dagang Amerika Serikat serta persaingan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Dampak Tarif Dagang dan Ketidakpastian Pasar
Kebijakan tarif dagang baru dari pemerintah AS menjadi tantangan terbesar bagi Apple. Dengan sekitar 90% produksinya masih berpusat di China, peningkatan tarif impor berpotensi menekan biaya produksi dan menggerus margin keuntungan perusahaan.
Eric Schiffer, Chairman Patriarch Organization, menyebut kebijakan tarif tersebut sebagai “pedang bermata dua” yang tidak hanya mengancam Apple secara finansial tetapi juga sarat dengan muatan politik. Untuk mengantisipasi risiko ini, Apple mulai mengalihkan sebagian produksi ke India, namun langkah ini membutuhkan biaya besar dan waktu yang tidak sebentar.
Persaingan AI yang Semakin Ketat
Di luar tantangan ekonomi, Apple juga menghadapi tekanan besar dalam persaingan teknologi AI. Dibandingkan pesaingnya seperti Samsung dan Google, Apple dinilai masih tertinggal dalam pengembangan fitur berbasis kecerdasan buatan. Bahkan pembaruan Siri yang dijanjikan sebagai lompatan inovatif dalam AI, dikabarkan tertunda hingga 2026.
Situasi ini semakin memperburuk performa Apple di China, di mana data dari IDC menunjukkan penjualan iPhone turun 9% pada kuartal pertama 2025. Apple menjadi satu-satunya produsen smartphone besar yang mengalami penurunan, sementara pesaing lokal seperti Huawei semakin agresif dalam merebut pangsa pasar.
Harapan dari Pasar India dan Lini Bisnis Lain
Meski menghadapi tantangan besar, Apple masih mencatatkan kabar baik. Permintaan tinggi terhadap iPhone 16e di India membantu perusahaan menduduki posisi puncak dalam penjualan global smartphone, menurut laporan Counterpoint Research.
Tak hanya itu, bisnis layanan digital dan lini iPad juga memberikan dorongan positif bagi pendapatan Apple. Perusahaan diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 4,2% secara tahunan untuk kuartal kedua fiskal, dengan penjualan iPad naik 9,1% dan layanan digital meningkat 11,8%.
Di tengah berbagai tantangan yang ada, investor masih menantikan strategi Apple dalam menghadapi tarif dagang dan mengejar ketertinggalan di sektor AI. Keputusan yang diambil perusahaan dalam beberapa bulan ke depan bisa menjadi faktor penentu bagi kinerja mereka di masa depan.
Komentar